Mengenal Fenomena Cap Cloud atau Awan Topi

Mengenal Fenomena Cap Cloud atau Awan Topi

Tags: Mengenal Fenomena Cap Cloud, Mengenal Fenomena Awan Topi, Bahaya Cap Cloud, Bahaya Awan Topi


Foto Cap cloud

Bagi para pendaki dan warga yang bermukim di lereng gunung pasti sudah tidak asing dengan fenomena Cap Cloud alias Awan Topi. Lalu, apa sih awan topi itu?

Cap Cloud atau Awan Topi merupakan suatu fenomena alam dimana sekumpulan awan menutupi atas puncak gunung dan seolah-olah terlihat seperti topi yang menutupi puncak gunung, oleh sebab itu awan ini disebut Cap Cloud atau Awan Topi.






Pesona Gunung Semeru saat bertopi, berhelm & berhijab di puncaknya. Awan altocumulus lenticularis menutup puncsk Semeru begitu indahnya. Turbulensi atau pusaran angin di bagian atas membentuk awan seolah Sang Gunung bertopi. . Turbulensi menandakan pusaran angin yang kencang. Berbahaya bagi pendaki karena suhu sangat dingin. Dapat menyebabkan hypothermia bagi pendaki di atas. . Coba alam nan indah ini dimanfaatkan buat foto pre wedding. Mengabadikan masa indah saat mengikat cinta sebelum pelaminan. Alangkah indahnya. Hatimu akan selalu terayomi laksana awan lentikular itu. Meski cintamu saat ada turbulensi. . Daripada foto pre wedding di semak belukar. Rawan digigit ular. Lebih baik memanfaatkan alam yang liar ini tapi penuh pesona. #pesonaindonesia #beautifullindonesia #SemeruBertopi #IndonesiaBicaraBaik #IndonesiaHijrah #penyintaskankeryang galau @raisa6690 @isyanasarasvati
A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on


Di kalangan masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, awan ini disebut sebagai Caping Gunung. Istilah Caping berasal dari bahasa Jawa yang berarti penutup kepala yang digunakan untuk bertani.

Fenomena awan topi sendiri menyuguhkan pemandangan yang begitu indah yang dapat dinikmati dengan mata telanjang. Meski demikian awan topi sebenarnya adalah musuh berbahaya bagi para pendaki. Bagaimana bisa demikian? Simak penjelasan berikut yang dikutip dari unggahan resmi BMKG.


1. Jenis Awan

Cap Cloud termasuk awan jenis stratus (St) yang tumbuh menyamping melayang di atas atau di atas puncak gunung yang terpisah. Awan stratus sendiri menunjukkan pelapisan atau stratifikasi yang berbentuk lapisan atau lembaran.

2. Pembentukan Cap Cloud

Pembentukan awan ini terjadi akibat pendinginan dan kondensasi udara lembab yang dipaksakan naik ke atas karena orografi (pengaruh gunung) atau ada gunung dan di atas puncak gunung.
Penjelasan secara sederhana sebagai berikut:
arus udara lembab → terdorong ke atas & melintasi puncak gunung → menyebabkan kelembaban → terjadi pengembunan → terbentuk cap cloud

3. Bentuk

Awan ini berbentuk lenticular (berbentuk lensa) yang cekung-cembungnya terbentuk akibat angin yang berhembus secara horizontal di sekitar puncak gunung.

4. Bahaya

Di balik keindahannya, Cap Cloud menyimpan bahaya bagi para pendaki yang berada di puncak. Hal ini disebabkan adanya turbulensi atau pusaran angin badai yang menyebabkan suhu di puncak gunung menjadi sangat dingin sehingga dapat menyebabkan hipotermia. Selain itu, angin kencang yang ditimbulkan juga dapat mengancam keselamatan pendaki.

Dampak yang ditimbulkan akibat fenomena ini adalah hujan deras orografis merata yang terjadi di bagian belakang sisi gunung, CAT (Clear Air Turbulence), dan angin badai yang berhembus menuruni lereng gunung. Beberapa daerah di Indonesia mengenal angin badai tersebut dengan nama angin kumbang atau angin bahorok.

Sekian yang dapat disampaikan. Kritik, saran, atau request silakan tulis di kolom komentar. Kurang lebihnya mohon maaf.

Terima Kasih



Seputar-Rimba
Diberdayakan oleh Blogger.