Mengenal Fenomena Cap Cloud atau Awan Topi
Mengenal Fenomena Cap Cloud atau Awan Topi
Tags: Mengenal Fenomena Cap Cloud, Mengenal Fenomena Awan Topi, Bahaya Cap Cloud, Bahaya Awan Topi
Foto Cap cloud |
Bagi para pendaki dan warga yang bermukim di lereng gunung pasti sudah tidak asing dengan fenomena Cap Cloud alias Awan Topi. Lalu, apa sih awan topi itu?
Cap Cloud atau Awan Topi merupakan suatu fenomena alam dimana sekumpulan awan menutupi atas puncak gunung dan seolah-olah terlihat seperti topi yang menutupi puncak gunung, oleh sebab itu awan ini disebut Cap Cloud atau Awan Topi.
Di kalangan masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, awan ini disebut sebagai Caping Gunung. Istilah Caping berasal dari bahasa Jawa yang berarti penutup kepala yang digunakan untuk bertani.
Di kalangan masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, awan ini disebut sebagai Caping Gunung. Istilah Caping berasal dari bahasa Jawa yang berarti penutup kepala yang digunakan untuk bertani.
Fenomena awan topi sendiri menyuguhkan pemandangan yang begitu indah yang dapat dinikmati dengan mata telanjang. Meski demikian awan topi sebenarnya adalah musuh berbahaya bagi para pendaki. Bagaimana bisa demikian? Simak penjelasan berikut yang dikutip dari unggahan resmi BMKG.
Ada yang menyaksikan fenomena awan berbentuk topi di puncak gunung semeru?— BMKG (@infoBMKG) December 12, 2018
.
Fenomena tersebut biasa disebut sebagai awan topi yang tampak diam atau disebut CAP CLOUD.#awantopi#capcloud#awancaping pic.twitter.com/dtO2yRGn6y
1. Jenis Awan
Cap Cloud termasuk awan jenis stratus (St) yang tumbuh menyamping melayang di atas atau di atas puncak gunung yang terpisah. Awan stratus sendiri menunjukkan pelapisan atau stratifikasi yang berbentuk lapisan atau lembaran.
2. Pembentukan Cap Cloud
Pembentukan awan ini terjadi akibat pendinginan dan kondensasi udara lembab yang dipaksakan naik ke atas karena orografi (pengaruh gunung) atau ada gunung dan di atas puncak gunung.
Penjelasan secara sederhana sebagai berikut:
arus udara lembab → terdorong ke atas & melintasi puncak gunung → menyebabkan kelembaban → terjadi pengembunan → terbentuk cap cloud
3. Bentuk
Awan ini berbentuk lenticular (berbentuk lensa) yang cekung-cembungnya terbentuk akibat angin yang berhembus secara horizontal di sekitar puncak gunung.
4. Bahaya
Di balik keindahannya, Cap Cloud menyimpan bahaya bagi para pendaki yang berada di puncak. Hal ini disebabkan adanya turbulensi atau pusaran angin badai yang menyebabkan suhu di puncak gunung menjadi sangat dingin sehingga dapat menyebabkan hipotermia. Selain itu, angin kencang yang ditimbulkan juga dapat mengancam keselamatan pendaki.
Dampak yang ditimbulkan akibat fenomena ini adalah hujan deras orografis merata yang terjadi di bagian belakang sisi gunung, CAT (Clear Air Turbulence), dan angin badai yang berhembus menuruni lereng gunung. Beberapa daerah di Indonesia mengenal angin badai tersebut dengan nama angin kumbang atau angin bahorok.
Sekian yang dapat disampaikan. Kritik, saran, atau request silakan tulis di kolom komentar. Kurang lebihnya mohon maaf.
Terima Kasih
Seputar-Rimba
Leave a Comment